Bennedict

March 3’16 

Chapter  2

Efek terhebat dalam jatuh cinta membuat lapar menjadi lenyap. Aku tidak sedekitpun lapar. Aku mengalami falling in love-syndrome. Ketika berjalan kaki terasa tidak ada, lutut lemas. Senyum terasa lebar, saking lebarnya Nathan langsung bertanya : “kenapa senyum-senyum? Hati-hati laler se-genk bisa masuk!”

“lucu banget sih kamu ha..ha..” jawabku sambil tertawa miris.

Dengan kecepatan turbo, sehabis makan dan sholat aku melesat kesana. Bennedict dan teman-temannya telah berkumpul terlebih dahulu. Dan aku dan teman-temanku menempati posisi kami semula. Acara berlanjut dengan presentasi. Aku kehilangan kendali disaat giliranku. What on earth did i say? Kesalku. Yang aku ingat adalah aku melakukan penjelasan detail mengenai ide kelompokku dengan terbata-bata dan suara yang hanya bisa didengar oleh jiwaku sendiri. Padahal, aku tidak termasuk golongan orang yang mudah gugup di depan publik. Sialan. Habis sudah harga kecerdasan dan diriku. Bagaimana tidak gugup, apabila kau melihat lelaki yang kau kagumi duduk tepat di depanmu. Dan kau sedang berbicara formal di depan publik. Oh sang maha pengendali hati, hentikan semua omong kosong dan ke-alay-an ku ini. Aku tidak percaya bisa begini.

“yak saya kira ini adalah ide yang paling bagus dan menjanjikan” ia berkomentar. Ha? Aku terbelalak.

“apabila segalanya telah dipersiapkan kita akan mengimplementasikan ini, tentu saja tahun depan!”

Riuh tepuk tangan bersautan.

Dan aku tidak pernah lagi melihat wajah Netherland dengan sentuhan Asia miliknya lagi.

Goodbye Ben. Pencarian identitas dimulai.

Segalanya tersubstitusi dia. Tugas dan masalah organisasi tereliminasi dan terkontaminasi oleh seorang mahasiswa yang umurnya 19 tahun. Dan aku 21 tahun. Pencarian identitas telah dimulai.

  • Nama                           : Bennedict Baskoro Hendrawan Wilson.
  • Tempat Lahir            : aku tidak tahu.
  • Tanggal Lahir            : 27 Maret 1991
  • Hobi                             : menurut blog dan sosial medianya : fotografi, baca, jalan-jalan.
  • Penyanyi favorit       : Nirvana, Led Zeppelin, The Carpenters, The Beatles.
  • Buku                             : Semua Malcolm Gladwell, Pale Blue Dot by Carl Sagan                                                                Pramoedya A Toer, dan Humans of New York.
  • Tipe wanita                 : Oriental atau Netherland (mungkin)
  • Organisasi                   : LJLC, UNICEF.
  • Bahasa                          :Netherland, Indonesia, Spain, Japanese 
                                                 (this was startling me).

2 Desember 2010. Aku membuka twitternya dan melihat salah satu foto yang telah diuploadnya. Sebuah gambar hasil pertandingan bola, namun dengan playstation atau computer. Israel 16 dan Palestina 0. Gambar tersebut bertuliskan caption “ Is not too dramatic, isn’t it? Well this made my day, happy hanukkah..”  segera kututup laptopku.

***

Berjalan di sore hari menjelang senja adalah kegiatan favoritku. Semua indah dan sirna dalam sebentar. Suara angin berhembus dan gemerisik dedaunan kering yang berada tepat dibawah sepatuku menambah kekagumanku atas nikmat Tuhan. Terlihat sekelompok burung merpati bercengkerama dengan gembiranya di atas kursi yang tersedia di tengah-tengah taman kota.  Awan pun berarak dengan pelan yang berganti dengan kuningnya warna langit. Aku pun tergerak untuk merekam momen ini walaupun sendiri. Segera aku keluarkan smartphone, mencari angle yang tepat dan mengambil gambar. Perfect. Tersadar aku harus menunaikan sholat magrib, aku bergegas pulang.

Seusai sholat magrib dan membaca al-qur’an aku membuka laptopku dan membuka itunes untuk memutar lagu.Parachutes.

In a haze, a stormy haze

I’ll be round I’ll be loving always..always..

Here I am and I’ll take my time

Here I am and wait in line always..always..

Aku sangat tidak ingat telah menyukai seseorang berapa kali. Namun bisa dipastikan aku jatuh cinta hanya sekali.That man. It is really ridicolous. Mengahadapi perasaan yang sungguh memalukan ini mengakibatkanku ingin menggali lebih dalam tentang lelaki muda Yahudi itu. Ibunya adalah seorang pengusaha keramik dan bunga yang berdarah Belanda-Spanyol-Yunani. Sedangkan ayahnya berasal dari Semarang, sebuah kota di Indonesia. Dia mempunyai saudara laki-laki yang bekerja sebagai peneliti sekaligus kolumnis di The New York Times. Sejak kecil kemungkinan ia tinggal di District 5, ibu kota dari Neverland, dan sudah 1 tahun hingga kini menetap di Netherland. Data yang diperoleh hanya demikian singkat, memanglah manusia tidak akan pernah puas.

Oke ini tidak mungkin terjadi, aku tidak akan pernah bisa menjadi bagian dari seseorang sehebat dia. Tiba-tiba aku melihat kalimat “ you have got an email” dan membukanya.

Hai Shan. Apa kabar?

Aku telah membaca proposalmu dan aku tertarik untuk merealisasikannya. Tetapi ada beberapa bagian yang akan kita ganti dengan alasan klise : waktu dan dana. Untuk tempat masih jadi pertimbangan, doakan saja si suneo mau memberikan dana dan kita akan ke Belanda!

Besok pukul 08.30 kita ketemuan di McD ya.

Nb: besok jangan telat dan jangan lupa mandi.

Finally! Proposal ku diterima dan aku bakal jadi leader project!!

Ini adalah salah satu mimpi terbesarku. Aku ingin membuat pementasan drama dengan menggunakan unsur grafis dan musikal. Tiga bagian dikombinasikan menjadi tontonan yang menarik. Aku hampir tidak percaya bahwa proposalku yang terpilih untuk direalisasikan dan dipentaskan di Belanda.

 


Leave a comment