IS THERE A GOD, WHO CARES ABOUT ME?

 

“I think life is all about how you let the bad days change you. How much you take  experience.”

-The Art of Travel

9th of November 2014

Hal buruk pasti pernah menimpa setiap manusia. Hal buruk yang mengakibatkan jiwa anak-anak berubah dewasa,  jiwa muda menjadi tua, dan jiwa tua menjadi mati.

Hal yang paling ditakutkan oleh setiap manusia adalah kehilangan. Kehilangan apapun. Kehilangan orang yang disayangi apalagi. Kenapa? Karena setiap manusia tidak siap.

Tidak siap untuk kehilangan yang telah mereka anggap punya mereka, hak mereka. Padahal tidak. Manusia pun tidak mempunyai  raga atau jiwa mereka sendiri. Semua itu dipunyai oleh yang sedang membiarkan aku  masih hidup detik ini, dan bisa menulis blog ini, yaitu tuhan. Dalam agama yang aku  yakini, Allah SWT.

Saya akan memberikan analogi sederhana disini.

Ketika kita membeli sebuah buku yang kita sukai pasti kita akan menjaganya bukan? Menjaganya dengan memberikan sampul bening plastik dan diletakkan di rak buku kesayangan kita. Ketika kita membeli sebuah gadget yang baru, pasti kita akan memberikan gadget tersebut case atau sesuatu yang bisa melindungi itu dari sesuatu yang membuat gadget kita menjadi rusak.

Dan yang pasti kita akan takut kehilangan barang kesayangan kita tersebut.

Besar ketakutan kehilangannya berbeda-beda. Sesuai harga. Ketakutan kehilangan gadget tidak sama dengan ketakutan kehilangan sebuah buku diskon.

Nah, jika ketakutan kita dengan gadget tersebut kadang sering kalah dengan ketakutan kehilangan kesempatan. Kesempatan apa? Kesempatan menjadi lebih baik dimata tuhan.

Kita sering menghabiskan waktu untuk hal yang seharusnya tidak penting. Time is life.

Aku baru saja menyadari, aku belum memberikan persembahan terbaikku untuk yang terbaikku di dunia ini, mom.        

I am crying right now…

Aku selalu menghabiskan waktu untuk menjadi bahagia, hanya bahagiaku sendiri egois memang.

sebelum kehilangan aku harus menjaga gadgetku. What? NO.

Tapi keluargaku.

Aku harus memanfaatkan kesempatan yang entah  CUMA  sampai kapan untuk melakukan hal terbaik yang bisa kuberikan.

Aku tidak siap kehilangan mereka, sumber kebahagiaan terbesarku.

Oleh karena itu, aku sedang mempertaruhkan masa depanku demi dua orang yang ingin aku buat bahagia selamanya. Orangtuaku.

Aku mulai menata jadwalku, dari bangun pagi sampai tidur lagi dan berharap segalanya terlaksana dengan disiplin dan konsisten tentunya. Untuk mengejar impianku, dan pasti menjadi impian orangtuaku juga 🙂

*Maaf saja apabila tulisan ini sangat tidak terstruktur dan tidak kelihatan maksudnya, maklum tulisannya dari hati yang lagi sedih 😦


Leave a comment